Banyak mitos yang beredar seputar mata yang tiba-tiba berkedut atau bergerak-gerak dalam waktu singkat. Ada yang mengatakan itu merupakan firasat, pertanda bahwa Anda sedang dibicarakan orang lain, atau pertanda lainnya. Namun, secara ilmiah, sebenarnya apakah penyebab kedutan?
Mata berkedut, atau disebut myokymia, adalah kondisi idiopatik. Artinya, hal ini terjadi secara natural dan tak disebabkan oleh penyakit apapun. Dr Andrea Thaw, seorang profesor klinis di SUNY Optical mengatakan bahwa kondisi ini tak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Pada dasarnya, myokymia adalah sebuah kejang otot tak sadar dalam otot kelopak mata bagian atas yang menyebabkan sensasi gugup. Untuk menghentikannya, Thaw menyarankan agar orang memecahkan kedutan tersebut.
"Cobalah mengompresnya dengan balok es atau air hangat. Ini akan menenangkan saraf yang terlalu aktif dan menyebabkan kejang," kata Thaw, seperti dilansir oleh Huffington Post (31/08).
Meski tergolong wajar, mata berkedut bisa bereaksi berbeda bagi sebagian orang. Seringkali mata berkedut juga terkait dengan stres dan alergi sehingga berlangsung lebih lama dan harus dihilangkan. Untuk kondisi yang lebih parah ini, dokter biasanya kan meresepkan antihistamin atau menyarankan untuk melakukan akupunktur.
Dalam beberapa kasus khusus, kelopak mata yang berkedut juga mengindikasikan kondisi yang lebih serius. Mata berkedut bisa saja merupakan tahap awal sclerosis atau kelainan pada sel batang otak. Kondisi ini biasa diawali dengan gejala mata yang sering berkedut atau kedutan pada wajah.
Kelainan mata lainnya yang berkaitan dengan gerakan otot mata adalah penyakit langka bernama blepharospasm. Berdasarkan Mary Smith dari Benign Essential Blepharospasm Reserch Foundation, penyakit ini bisa menyebabkan mata tiba-tiba berkedip cepat dan menutup.
"Ini sangat berbahaya jika kalian tak tahu kapan mata kalian tiba-tiba menutup," kata Smith.
Jika mata Anda sering berkedut, bisa saja ini hanya gerakan normal otot mata. Namun jika terlalu sering, tak ada salahnya memeriksakan mata Anda pada ahli mata. Selain dikarenakan stres, bisa jadi itu juga pertanda Anda membutuhkan kacamata.
Mata berkedut, atau disebut myokymia, adalah kondisi idiopatik. Artinya, hal ini terjadi secara natural dan tak disebabkan oleh penyakit apapun. Dr Andrea Thaw, seorang profesor klinis di SUNY Optical mengatakan bahwa kondisi ini tak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Pada dasarnya, myokymia adalah sebuah kejang otot tak sadar dalam otot kelopak mata bagian atas yang menyebabkan sensasi gugup. Untuk menghentikannya, Thaw menyarankan agar orang memecahkan kedutan tersebut.
"Cobalah mengompresnya dengan balok es atau air hangat. Ini akan menenangkan saraf yang terlalu aktif dan menyebabkan kejang," kata Thaw, seperti dilansir oleh Huffington Post (31/08).
Meski tergolong wajar, mata berkedut bisa bereaksi berbeda bagi sebagian orang. Seringkali mata berkedut juga terkait dengan stres dan alergi sehingga berlangsung lebih lama dan harus dihilangkan. Untuk kondisi yang lebih parah ini, dokter biasanya kan meresepkan antihistamin atau menyarankan untuk melakukan akupunktur.
Dalam beberapa kasus khusus, kelopak mata yang berkedut juga mengindikasikan kondisi yang lebih serius. Mata berkedut bisa saja merupakan tahap awal sclerosis atau kelainan pada sel batang otak. Kondisi ini biasa diawali dengan gejala mata yang sering berkedut atau kedutan pada wajah.
Kelainan mata lainnya yang berkaitan dengan gerakan otot mata adalah penyakit langka bernama blepharospasm. Berdasarkan Mary Smith dari Benign Essential Blepharospasm Reserch Foundation, penyakit ini bisa menyebabkan mata tiba-tiba berkedip cepat dan menutup.
"Ini sangat berbahaya jika kalian tak tahu kapan mata kalian tiba-tiba menutup," kata Smith.
Jika mata Anda sering berkedut, bisa saja ini hanya gerakan normal otot mata. Namun jika terlalu sering, tak ada salahnya memeriksakan mata Anda pada ahli mata. Selain dikarenakan stres, bisa jadi itu juga pertanda Anda membutuhkan kacamata.
sumber: merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar