Pernahkah kamu mendengar istilah blue moon? Mungkin ada yang pernah namun ada pula yang belum. Tapi bagi siapapun yang pertama kali mendengarnya mungkin mengira bahwa blue moon adalah istilah yang digunakan saat bulan terlihat berwarna biru. Benarkah itu? Mmm sayangnya bukan seperti itu. Eh tapi mungkin nggak sih bulan benar-benar terlihat berwarna biru? Mari kita bahas satu-satu.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan blue moon? Blue moon adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bulan purnama kedua dalam satu bulan. Satu putaran bulan mengelilingi bumi berlangsung dalam 29,5 hari. Nah, dalam setiap putaran tersebut, wajah bulan akan terlihat berbeda-beda di mata kita. Pada saat bulan mencapai puncaknya (tepat di belakang matahari dan bumi), kita dapat melihat seluruh permukaan bulan yang menghadap bumi. Itulah yang kita sebut sebagai bulan purnama.
Bulan purnama ini hanya terjadi satu kali dalam satu putaran bulan, dengan kata lain bulan purnama terjadi setiap 29,5 hari sekali. Karena ada 30-31 hari dalam satu bulan masehi (kecuali Februari yang hanya memiliki 28-29 hari), dimungkinkan akan ada dua kali bulan purnama selama sebulan. Bulan purnama kedua itulah yang disebut sebagai blue moon. Ada pula versi lain yang mengatakan blue moon digunakan untuk menyebut bulan purnama ketiga dari empat purnama dalam satu musim.
Sudah jelas kan kalau blue moon bukan berarti bulan berwarna biru. Eits, tapi ternyata bulan juga mungkin terlihat berwarna biru, lho. Peristiwa ini pernah terjadi beberapa kali, salah satunya saat Gunung Krakatau Meletus di tahun 1883. Debu yang dihasilkan akibat letusan tersebut menutupi atmosfer dan menghamburkan cahaya yang dipantulkan bulan sehingga tampak menjadi berwarna biru. Letusan Gunung St. Helen dan Gunung El Chicon juga disebut-sebut membuat bulan tampak berwarna biru pada saat itu.
sumber: http://sains.me
0 komentar:
Posting Komentar