Senin, 23 Maret 2015

Otak Tidak Membutuhkan Istirahat

Sebelum menyelesaikan tugas, seringkali Anda meluangkan waktu sejenak untuk memberi kesempatan bagi otak Anda untuk beristirahat. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan diStanford University ditemukan bahwa, hanya seseorang yang merasa bahwa otaknya perlu untuk beristirahat yang membutuhkan waktu jeda. Dalam beberapa kali percobaan, telah ditemukan sebuah kesimpulan yang yang menyatakan bahwa dibandingkan dengan orang-orang merasa bahwa otaknya membutuhkan istirahat, seseorang yang memiliki kepercayaan bahwa kemauan yang keras dapat memberikan kekuatan yang tanpa batas lebih mampu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan lebih baik daripada seseorang yang merasa bahwa otaknya membutuhkan istirahat.
Dalam penelitian yang melibatkan 60 orang mahasiswa sebagi subjek in, para relawan tidak diberitahu secara langsung tentang bagian penting dari penelitian. Hal pertama yang ditanyakan oleh para psikolog adalah apakah mereka adalah Pertama-tama, psikolog akan bertanya apakah subyek percaya pada ‘orang yang membutuhkan istirahat dengan dalih mengisi ulang tenaga ketika sedang bekerja’ atau ‘orang yang memacu diri semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas’. Setelah melewati tahap ini, para relawan akan diberi soal-soal yang akan menguras otak mereka secara berturut-turut. Setelah itu, data akan diolah. Dari pengolahan data tersebut telah ditemukan bahwa mahasiswa yang mampu menyelesaikan rentetan soal yang jauh lebih baik adalah mereka yang percaya bahwa manusia mampu untuk berpikir tanpa jeda.
Lalu, para peneliti ingin membuktikan tentang manipulasi will power. Para peneliti kemudian menyaring beberapa mahasiswa baru lalu kemudian diberi sebuah survey yang di dalamnya berisi pertanyaan yang kemudian akan mengarahkan 50 persen dari mereka agar yakin bahwa ‘bekerja di bawah tekanan mental akan membuat seseorang menjadi lelah, jadi dibutuhkan waktu istirahat sebelum mulai mengerjakan tugas baru’ dan 50 persen peserta lainnya diberi pertanyaan yang akan mengarahkan mereka pada sebuah statement yang menyatakan bahwa ‘bekerja di bawah tekanan mental akan membuat seseorang menjadi lebih bersemangat untuk menjalani tugas berikutnya’. Kedua survey ini dilakukan sesaat setelah dilakukan penelitian pertama.
Ternyata, sugesti yang diberikan kepada para relawan berdampak cukup kuat, orang-orang yang mampu untuk bekerja di bawah tekanan lebih sukses untuk menyelesaikan pekerjaannya dibanding dengan mereka yang membutuhkan waktu untuk beristirahat.
Setelah itu, untuk kembali membuktikan penelitian ini, percobaan dibawa keluar laboratorium. Dalam survey berikutnya, melibatkan seratus orang siswa, dimana survey ini dilakukan pada saat mereka sedang ujian akhir sekolah. Dalam survey kali ini, para siswa disuruh untuk memonitor sendiri aktivitas yang mereka lakukan sehari-harinya. Dibandingkan dengan siswa yang mengistirahatkan otaknya ketika merasa lelah, para siswa yang memiliki keyakinan akan adanya will power pada mereka, dapat mengurangi kebiasaan untuk nonton TV, mengemil ataupu tidur-tiduran secara signifikan, meskipun mereka sibuk.
Asalkan Anda percaya bahwa otak Anda mampu, otak Anda akan baik-baik saja meski digunakan untuk bekerja keras berturut-turut.
Para peneliti Stanford University mengatakan bahwa “penting agar masyarakat mengerti bahwa pemahaman mereka tentang will power–apakah itu terbatas atau tidak terbatas–dapat memengaruhi diri mereka dalam membuat keputusan.” Ingatlah bahwa keinginan Anda untuk menunda-nunda pekerjaan tidak berhubungan dengan kinerja otak, meski Anda berasa bahwa otak Anda telah merasa lelah. Otak Anda hanya akan membutuhkan istirahat ketika Anda yang merasa bahwa otak Anda memang membutuhkannya.

0 komentar:

Posting Komentar